Showing posts with label Artikel Ilmiah. Show all posts
Showing posts with label Artikel Ilmiah. Show all posts

Tuesday, June 9, 2015

Studio Download dan Essai Optimaslisasi Ukm(Usaha Kecil Menengah)  Dengan Kemasan Modern Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Studio Musik

Studio Download dan Essai Optimaslisasi Ukm(Usaha Kecil Menengah) Dengan Kemasan Modern Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Studio Musik

OPTIMASLISASI UKM(USAHA KECIL MENENGAH)  DENGAN KEMASAN MODERN DALAM RANGKA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Oleh: Zaenul Stiyawan

Telaah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan kesiapan Produk Indonesia
Program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 bukanlah sebuah proyek �mercusuar� tanpa roadmap yang jelas. MEA sudah barang tentu memiliki arah tujuan yang jelas sesuai dengan Visi MEA. MEA 2015 hanyalah salah satu pilar dari 10 visi mewujudkan ASEAN Community. Kesepuluh pilar visi ASEAN Community tersebut adalah outward looking, economic integration, harmonious environment, prosperity, caring societies, common regional identity, living in peace, stability, democratic, dan shared cultural heritage (Kementerian Luar Negeri, 2014). Atau, kurang benar jika dikatakan MEA adalah ambisi Pemerintah untuk mendongkrak status Indonesia dari Negara berkembang menjadi Negara maju khususnya dalam bidang Ekonomi.
Presiden Soeharto pada pembukaan Sidang Umum MPR, 16 Agustus 1966 mengatakan, �Indonesia perlu memperluas kerja sama Maphilindo untuk menciptakan Asia Tenggara menjadi kawasan yang memiliki kerja sama multisektor seperti ekonomi, teknologi, dan budaya�. Dari situlah pemerintah membuka diri untuk ikut terlibat dalam MEA 2015, tentunya dengan harapan positif, untuk membangun Indonesia untuk menjadi lebih baik, baik dari segi kesehatan, Pendidikan, terkhusus dalam bidang Ekonomi. Dengan terintegrasinya kawasan Asia Tenggara, kawasan ini akan mampu menghadapi tantangan dan intervensi dari luar, baik secara ekonomi maupun militer. Dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah inisiator dari terbentuk integrasi kawasan ASEAN. Hanya, perjalanan setiap negara dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ASEAN yang terintegrasi ini berbeda- beda.
Dalam perjalanan kedepannya, langkah periapan negara-negara yang termasuk dalam Kawasan ASEAN sudah barang tentu memiliki strategi dan kesiapan masing-masing. Bagi negara yang sudah siap dengan �pasar bebas� ini harus memilki produk atau strategi baik dalam �percaturan politik Ekonomi� yang terjadi dalam MEA. Bagi Negara yang tidak siap dan tidak memiliki daya saing maka, hanya akan dijadikan sebagai �jajahan Ekonomi� dari negara-negara lain. Ketika kita melihat fenomena masyarakat kita saat ini, maka kita boleh khawatir terhadap MEA 2015. Sebab mengapa? Kebiasaan masyarakat kita yang selalu bangga ketika menggunakan barang dari produk asing, tentu akan menjadi �mangsa empuk� bagi negara-negara lain untuk membanjiri Indonesia dengan produk Mereka. Jika karakter yang seperti ini masih terjadi di Indonesia maka para pedagang kecil yang menyandang status Wong cilik, hanya akan gigit jari karena produk mereka hanya akan dianggap sampah oleh masyarakat kita sendiri. Dengan kata lain, dapat saya katakan bahwa jika di tinjau dari aspek mental, masyarakat kia belum siap. Sebab, kebiasaan konsumtif dan enggan menggunkan produk dalam negeri, akan menjadi masalah besar terhadap perekonomian bangsa kita sendiri. Hal ini tentunya juga akan mengancam kehidupan para pedagang dan Usaha Kecil Menengah (UKM).  Selain itu,Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN, baik dari segi kewilayahan, jumlah penduduk, maupun ukuran ekonominya. Sayangnya, dalam kualitas, terutama daya saing, Indonesia tertinggal cukup jauh dibanding Singapura, Malaysia, dan Thailand. Beberapa studi mengonfirmasikan terkait ketertinggalan Indonesia ini. Studi Bank Dunia (2013) menyebutkan, daya saing produk ekspor Indonesia relatif tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lain, terutama kaitannya dengan nilai tambah produk ekspor kita. Komposisi ekspor kita terbesar didominasi komoditas (resource based) dan barang primer (primary product). Kondisi ini menyebabkan ekspor Indonesia rentan dengan gejolak harga. Hal ini pula yang saat ini kita rasakan, ekspor kita melemah akibat pelemahan perekonomian dunia yang menyebabkan harga komoditas dunia juga ikut menurun.
Berbeda dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand, sebagian besar ekspornya didominasi oleh produk-produk yang telah disentuh teknologi (medium and high tech product). Kondisi infrastruktur kita juga relatif tertinggal. Infrastruktur logistik kita misalnya berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) 2012 yang dikeluarkan Bank Dunia, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-59 atau jauh di bawah Singapura yang berada di puncak di antara 155 negara yang disurvei.
Posisi dan daya saing industri logistik Indonesia bahkan kalah dibanding Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina dan hanya unggul terhadap Myanmar dan Kamboja. Indonesia pasar ekonomi yang besar. Kelas menengah Indonesia semakin bertambah. PDB per kapita Indonesia sudah mendekati USD5.000, yang berarti daya beli masyarakat kita yang cukup tinggi. Tingginya daya beli ini akan menjadi boomerang bagi �neraca ekonomi� kita bila daya saing dan kesiapan infrastruktur kita tidak segera dibenahi dalam menghadapi MEA 2015 ini.

Optimaslisasi Usaha kecil menengah (UKM) dengan Kemasan Modern
Dalam MEA 2015 ini, Indonesia dihadapkan dengan kerugian-kerugian jika persiapan mengahadapi pasar bebas ini tidak matang. Hal yang paling ditakutkan adalah kesamaan produk Indonesia dengan negara lain. Kurangnya standardisasi dan seritifikasi produk di dalam negeri akan menciptakan peluang bagi produk impor untuk menggempur perdagangan di Indonesia. Standardisasi dan sertifikasi produk merupakan hal yang penting guna mencegah kesamaan produk Indonesia dengan negara lain. Dalam MEA 2015 mendatang, tempe orek makanan asli Indonesia terancam akan diambil alih negara lain seperti Thailand. Pasalnya dalam pembuatan tempe belum mendapat sertifikasi dan stadardisasi. Kerugian lain yang akan dihadapi adalah terancamnya daya saing tenaga kerja Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai 68,27 persen atau 74.873.270 jiwa dari jumlah penduduk yang bekerja sekitar 110.808.154 jiwa. 80 persen pengangguran Indonesia hanya lulusan SMP dan SD. Jika dibandingkan dengan pengangguran negara tetangga, 80 persen pengangguran Singapura dan Malaysia adalah lulusan perguruan tinggi dan SMA.
Jika dilihat dari seg kualitasi tenaga kerja, rasa-rasanya kita memang masih jauh di bawah singapura ataupun malaysia. Untuk itulah pemerintah perlu alternatif lain untuk �menyulap� kondisi masyarakat kita yang sebenarnya belum siap dengan MEA 2015, menjadi siap. Apa solusi tersebut? Yaitu dengan mengoptimalkan Usaha Kecil Menengah. Selama ini Usaha kecil Menengah hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki modal minim. Selain itu selama ini, UKM di Indonesia kurang dioptimalkan, karena banyak mereka yang berhenti melanjutkan karena kurangnya modal.  Padahal, ketika UKM ini dioptimalkan, memilki peluang besar bagi pemerintah memperbaiki perekonomian Nasional, dengan memberikan ruang gerak bagi para pengusaha kecil untuk dapat berkembang dengan cara memberikan modal dan pelatihan bagaimana memercantik produk mereka agar dapat bersaing di pasaran. Jika kita meninjau kembali persaingan produk di pasaran, maka selain standardisasi dan kehigenisan produk yang dilihat masyarakat pertamakali adalah kemasan. Contoh saja junk food, soft drink dan jajanan yang menjamur di pasaran kita, kebanyakan memiliki kemasan yang modern dan elegan. Padahal, jika ditinjau dari segi rasa dan kesehatan, makanan Indonesia memiliki variasi rasa yang lebih nikmat dan lebih sehat daripada junk food, soft drink, dan jajanan lainnya yang beredar di pasaran. Namun, kita sekali lagi kalah dalam bidang kemasan. Jika UKM diseluruh Indonsia dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan yang cukup dalam bidang pemasaran dengan baik, maka bukan tidak mungkin, dalam MEA 2015 nanti produk dari UKM kitalah yang menguasai pasar bebas.  
Untuk saat ini, kita secara kualitas SDM boleh saja tertinggal dari singapura, thailand maupun malaysis, namun ketika kita mampu mengoptimalkan apa yang kita miliki, maka itu akan menjadi senjata yang luar biasa untuk menyejajarkan bangsa ini dengan bangsa-bangsa lain. Salah satunya melalui UKM. Jika upaya memodernisasi UKM ini mampu berjalan optimal, maka masyarakatpun tidak enggan lagi untuk menggunakan produk dalam negeri. Mental gengsi dari masyarakat terkadang harus dituruti agar kecintaan terhadap produk dalam negeri tidak semakin luntur. Kata �cintailah produk dalam negeri� akan menjadi �basi� ketika produk kita tidak sesuai selera pasar dan masyarakat kita sendiri. Dengan UKM yang memiliki tampilan modern, dan punya produk yang mampu bersaing, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi raksasa ASEAN dalam bidang ekonomi.


Sumber :
SUNARSIP, 2014. Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IE).www.sunarsip.com



Studio Download dan Artikel Konseptual Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian Dengan Metode "smart farming and integrated system" Demi Kestabilan Pangan. Studio Musik

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN DENGAN METODE
 �smart farming and integrated system� DEMI KESTABILAN PANGAN
Oleh: Zaenul Stiyawan
Universitas Negeri Semarang
Fakultas Ilmu Sosial

Abstrak
Dewasa ini kondisi pertanian di Indonesia sangat memperihatinkan. Padahal,sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar rakyat Indonesia hal ini sesuai dengan data BPS ( badan pusat statistik ) yang menyebutkan bahwa menurut pengelompokan 9 sektor lapangan usaha, 40,5 persen lapangan usaha berada di sektor pertanian. Selain itu, lapangan usaha yang juga cukup menonjol adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Rumah Makan (18,4 persen), sektor Jasa-Jasa (15,7 persen), dan sektor Industri Pengolahan (10,8 persen).Namun, yang menjadi masalah adalah Semakin hari, produksi pangan kita semakin menurun karena sektor pertanian yang melemah. Dari segi  kualitas, faktanya lahan dan pertanian di Indonesia sudah mengalami degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk an-organik. Berdasarkan Data Katalog BPS, Juli 2012, Angka Tetap (ATAP) tahun 2011, untuk produksi komoditi padi mengalami penurunan produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai  65,76 juta ton dan lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010 Untuk itulah di perlukan smart farming and integrated system sebagai upaya dalam meningkatkan produltivitas pertanian untuk menstabilkan ketahanan pangan nasional. Sistem pertanian pertanian terpadu (integrated system  farming ) adalah sebuah system pertanian yang saling mengaitkan/ memadukan beberapa sektor pertanian menjadi satu kesatuan system yang saling menguntungkan. Sedangkan Smart farming and integrated system adalah perpaduan dua sistem pertanian yang menitik beratkan pada perpaduan antara sector pertanian yang di padukan pula dengan sumbe daya manusia( SDM ) yang memadai yaitu petani-petani  pintar. Yang di maksud petani-petani pintar disini adalah, para petani yang telah di bekali berbagai ilmu tepat guna mengenai pertanian, dan bagaimana cara bertani yang baik. utnuk membentuk petani-petani yang pintar, disini penulis memiliki gagasan bahwa, pemerintah harus memiliki lembaga di desa yang menjadi pusat pelatihan dan penyuluhan  pertanian atau LP4D( lembaga pusat penyuluhan dan pelatihan petani desa). Smart farming and integrated system  yang penulis gagaskan di sini adalah, menciptakan suatu sisitem pertanian yang saling mendukung antara sektor pertanian satu dengan sistem pertanian lain. Untuk strategi pemasarannya, pemerintah akan membeli hasil produksi pertanian dengan haraga 10% lebih tinggi dari harga pasar dan menjualnya dengan harga pasar. Hal ini untuk menjamin kesejahteraan para petani. Perlu di ingat kembali bahwa, sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar rakyat Indonesia maka dari itu sektor tersebut harus di pertahankan demi kestabilan nasional dan kemakmuran bangsa.


Kata kunci : Kondisi pertanian Indonesia,smart farming and integrated system,LP4D.

Abstract
Today the condition of agriculture in Indonesia very concern . In fact , agriculture is the main livelihood for the majority of the people of Indonesia, this according to the BPS data ( statistical central body ) which states that according to the grouping of nine sectors of the industry, 40.5 percent of the undertaking is in the agricultural sector . In addition , the undertaking which is also quite prominent is the trade sector , Hotels , and Restaurants ( 18.4 percent ) , services sector ( 15.7 percent ) , and the Manufacturing sector ( 10.8 percent ) . However , the problem is more the day , our food production has declined due to the weak agricultural sector . In terms of quality , and the fact that agricultural land in Indonesia has experienced tremendous degradation , in terms of fertility as a result of the use of inorganic fertilizers . Based on BPS catalog data , in July 2012 , Fixed figures ( ATAP ) in 2011 , for the production of rice commodities decreased production of dry unhusked rice ( GKG ) only reached 65.76 million tons and 1.07 percent lower than in 2010 For this reason in need smart farming and integrated system as an effort to improve agricultural produltivitas to stabilize national food security . Integrated agricultural farming system (integrated farming system ) is an agricultural system that is mutually linking / combining several agricultural sector into one unified system that is mutually beneficial . While Smart farming and integrated system is a combination of two farming systems that focuses on the combination of the agricultural sector in the mix as well with sumbe human resources ( HR ) adequate ie smart farmers . That the purpose of the farmers here are smart , farmers who have been in the Arm variety of appropriate knowledge on agriculture , and how good farming . separately form the farmers are smart , here I have the idea that the government should have become institutions in rural and agricultural extension training center or LP4D ( counseling centers and training institutes village farmers ) . Smart farming and integrated system that the author gagaskan here is , creating an agricultural sisitem mutual support between the agricultural sector with other agricultural systems. For marketing strategy , the government will buy agricultural production with haraga 10 % higher than the market price and sell them at market prices . This is to ensure the welfare of farmers . Keep in mind also that, agriculture is the main livelihood for the majority of the people of Indonesia and therefore the sector must be retained for the sake of national stability and prosperity of the nation .

Keywords : Condition Indonesian agriculture , farming and integrated smart systems , LP4D.


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dewasa ini kondisi pertanian di Indonesia sangat memperihatinkan. Padahal,sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar rakyat Indonesia hal ini sesuai dengan data BPS ( badan pusat statistik ) yang menyebutkan bahwa menurut pengelompokan 9 sektor lapangan usaha, 40,5 persen lapangan usaha berada di sektor pertanian. Selain itu, lapangan usaha yang juga cukup menonjol adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Rumah Makan (18,4 persen), sektor Jasa-Jasa (15,7 persen), dan sektor Industri Pengolahan (10,8 persen). Namun, yang menjadi masalah adalah Semakin hari, produksi pangan kita semakin menurun karena sektor pertanian yang melemah.    Bahkan, dari data dinas pertanian setiap tahunnya produksi pangan / pertanian terus menurn. Hal  ini tentunya sangat mengancam perekonomian nasional. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian pemerintah. Selain itu faktor lain yang mengancam ketahanan pangan kita adalah banyaknya petani yang berpindah mata pencaharian ke sektor lain. tentunya inipun juga menjadi masalah tersendiri bagi bangsa ini. Bayangkan jika semua petani berpindah ke sektor lain , maka produksi pangan kita akan sangat minim dan jika hal itu benar-benar terjadi maka, kondisi tersebut akan memaksa bangsa ini untuk mengimpor bahan pangan dari Negara lain. hal ini tentunya sangat ironi, mengingat bangsa ini adalah Negara agaris. faktor lain yang menyebabkan petani sudah enggan lagi mempertahankan pekerjaan sebagai petani adalah, kurangnya sarana dan  prasarana untuk mencapai produksi yang lebih baik. Hal ini tentuny membuat para petani frustasi dan memilih berpindah ke sector lain. selain sarana dan prasarana, mahalnya pupuk juga menjadi salah satu penghambat produktivitas pertanian.  Faktor selanjutnya, adalah, kurangnya ilmu pertanian bagi kalanan petani. Khususnya petani di Desa. Kebanyakan dari merekan bercocok tanam tanpa ilmu yang memadai. hal ini menyebabkan , tidak jarang mereka mengalami gagal panen, karena dalam merawat tanaman mereka tidak sesuai dengan semestinya. Contoh: seorang petani padi, menanam padi, dan terserang serangga daun, namun obat yang di gunakan justru pestisida yang tidak dapat membunuuh serangga. Dan aklhirnya paetani itupun gagal panen karena ketidak tahuannya mngenai obat apa yang harus di gunakan. Ini sebenarnya hal sepele. Namun, karena tidak ada perhatian khusus dari pemerintah , hal ini menjadi masalah yang cukup serius. Faktor terakhir adalah, harga hasil pertanian yang tidak setimpal dengan biaya produksi utnuk pertanian. Ini menjadi faktor penting, karena, meskipun hasil pertanian melimpah namun haragnya merosot tentunya membuat banyak petani merugi. Padahal seorang petani desa tidak memiliki banyak modal, ketika sudah bangkrut. Hal iini akan menenyebabkan kesejahteraan petani sangat kurang.  Dan dampak terburuk adalah, saat banyak petani yang mulai pindah dari sector pertanian, tentunya akan berdampak pada perekonomian nasional dan bahakan tidal ada lagi petanbi. Sebab, generasi muda ssaat ini, enggan untuk menjadi seorang petani karena di anggap tidak menguntungkan, dan justru malah biasanya mengalami kerugian. Andai saja petani di negeri ini terjamin kehidupannya dan di bekali ilmu yang memadi mengenai pertanian maka, bukan tidak mungkin bangsa ini menjadi bngsa yang makmur.  Maka dari itu, di perlukan metode yang tepat dan sarana prasarana yang memadai untuk mengatasi masalah tersebut. Mengingat pentingnya menyelamatkan sektor pertanian bagi bangsa yang katanya agraris  ini.

Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari gagasan ini adalah:
  1. Agar ketahanan pangan di Indonesia tetap stabil
  2. Agar produktivitas pertanian meningkat
  3. Sebagai solusi terhadap masalah-masalah pertanian di Indonesia
Manfaat dari penulisan gagasan tertulis ini adalah:
  1. Dapat membantu mewujudkan impian petani memperoleh kesejahateraan
  2. Membantu pemerintah dalam memecahkan masalah ketahanan pangan
  3. Mengurangi kesenjangan sosial khususnya para petani

SISTEM PERTANIAN TERPADU (smart farming and integrated system)

Sistem pertanian pertanian terpadu (integrated system  farming ) adalah sebuah system pertanian yang saling mengaitkan/memadukan beberapa sektor pertanian menjadi satu kesatuan system yang saling menguntungkan. Sistem ini telah lama di gagaskan naunn tidak dapat di terapkan secara efisien mengingat kondisi pertanian di Indonesia yang kurang siap( SDM yang masih lemah ). Selain itu, untuk menerapkan sistem pertanian terpadu ini perlu adanya beberapa sektor pertanian yang tidak sejenis di suatu wilayah tertentu. akan tetapi, tentunya di sebuah desa biasanya hanya ada satu sektor pertanian yang dominan. Misalkan di sebuah desa A sebagian besar masyarkatnya adalah petani padi. Maka dari itu tidak ada yang bisa di padukan ketika kondisi desa tersebut hanya memiliki satu sektor yang dominan. Selain hal tersebut, yang membuat sistem ini belum di terpakan secara optimal adalah, karena sosialisasi yang kurang dari pemerintah, dan tidak adanya lembaga khusus di desa-desa yang mendukung program tersebut. Namun, meskipun sistem pertanian tersebut belum dapat terlaksana, sistem ini akan memiliki banyak sekali manfaat jika dapat terlaksana dengan baik. yaitu :
  1. Akan mengurangi biaya produksi
  2. Mengurangi pengguanaan pupuk kimia dalam pertanian
  3. Menjaga keseimbangan ekosistem
  4. Adanya keseimbangan di berbagai sektor pertanian


 Namun sayangnya, hal tesebut belum  bisa di capai, karena kendala-kendala yang telah penulis paparkan di atas.
Kehandalan Dari Sistem Pertanian Terpadu Melalui Lembaga Pusat Penyuluhan dan Pelatihan Petani Desa
Smart farming and integrated system adalah perpaduan dua sistem pertanian yang menitik beratkan pada perpaduan antara sektor pertanian yang di padukan pula dengan sumbe daya manusia( SDM ) yang memadai yaitu petani-petani  pintar. Yang di maksud petani-petani pintar disini adalah, para petani yang telah di bekali berbagai ilmu tepat guna mengenai pertanian, dan bagaimana cara bertani yang baik. utnuk membentuk petani-petani yang pintar, disini penulis memiliki gagasan bahwa, pemerintah harus memiliki lembaga di desa yang menjadi pusat pelatihan dan penyuluhan  pertanian atau LP4D( lembaga pusat penyuluhan dan pelatihan petani desa). Peran lembaga ini akan sangat penting. Yang pertama LP4D inilah yang akan memberikan bantuan baik itu berupa sarana dan prasarana maupun kebutuhan bibit unggul, dan hal-hal penunjang lainnya. Bibit yang di tanam para petani pintar nantinya adalah bibt unggul yang di sediakan oleh LP4D selanjutnya, LP4D juga melakukan pelatihan,penyuluhan dan sosialisasi pengguanaan alat dngan cara yang benar. Setiap petani yang mengikuti program smart farming ini akan di berikan kartu tanda anggota agar memudahkan pendataan. Karena, setiap petani yang memiliki KTA tersebutlah yang berhak mendapatkan berbagai subdidi bahan dan alat pertanian dari LP4D. Selain fokus untuk membentuk petani-petani pintar, lembaga ini juga bertugas meneliti potensi pertanian apa yang tepat bagi suatu desa tertentu . jika di suatu kecamatan terdapat satu  LP4D maka bukan tidak mungkin semua potensi pertanian desa akan tercapai secara maksimal. Selain itu, untuk mewujudkan petani pintar dengan sistem pertanian terpadu(smart farming and integrated system) tanpa adanya lembaga ini maka gagasan tersebut suli utnuk di terapkan, mengingat kondisi petani kita yang saat ini rata-rata pendidikannya di bawah lulusan sekolah menengah.
Smart farming and integrated system  yang penulis gagaskan di sini adalah, menciptakan suatu sisitem pertanian yang saling mendukung antara sektor pertanian satu dengan sistem pertanian lain. misal, sektor pertanian di bidang bahan pokok seperti padi,jagung, ubi dll, dapat di berikan pupuk yang di hasilkan dari sektor peternakan. Begitu pula peternakan juga membutuhkan makanan ternak yang sebagian besar di dapat dari sektor pertanian. Pelaksanaan sistem ini juga tidak terpaku pada dua sektor tersebut saja. Misalkan di daerah tertentu memiliki banyak sektor, maka bukan tidak mungkin untuk menggunakan smart farming and integrated system. Selanjutnya, setelah petani mampu menerpakan sistem ini dengan baik, di harapkan produkivitas meningkat.  Setelah itu, hasil produk pertanian itu dapat di jual dengan LP4D dengan harga 10% lebih mahal dari harga pasar. Hal ini merupakan langkah agar kesejahteraan petani terjamin, dan tidak terjadi monopoli harga oleh kaum tengkulak. Namun di sini petani tetap di berikan kebebasn untuk menjual produknya ke pada siapapun. Dengan demikian, penulis memiliki keyakinan bahwa 90% kemungkinan besar petani akan menjual produknya kepada LP4D. setelah itu tercapai maka LP4D akan menjual lagi produk tersebut bagi rakyat yang kurang mampu dengan haga 10% lebih murah dari harga pasar. Dengan demikian maka pemerintah dan petani di Indonesia akan sama-sama di untungkan. Keuntungan bagi pemerintah adalah mereka akan mampu melakukan ekspor bahan pangan dan tidak perlu lagi melakukan subsidi bulog. Selain itu, tugas pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan bagi rakyat juga akan tercapai. Bagi petani, mereka akan di untungkan dengan harga produknya yang di beli lebih mahal dari harga pasar. Selain itu, meningkatnya produktivitas pertanian, kesejagteraan petani dan seluruh rakyat yang kurang mampu akan terjamin.jika hal tersebut dapat terealisasikan, maka regenerasi petanipun tidak sulit, sebab generasi muda tentunya tidak akan malu lagi menjadi petani. Sebab petani akan memiliki pendapatan yang tidak kalah dari pegawai negeri sipil(PNS). Penulis juga memiliki keyakinan bahwa dengan SDM yang baik,lembaga pengurus yang baik(LP4D), dan sistem yang baik, maka pertanian di Indonesia akan menjadi pertanian yang maju dan stabil meskipun perlatannya tidak semaju peralatan di Negara-negara maju.

             Gambar 1. skema alur penerapan �smart farming and integrated system�
Gambar 2.  alur penerapan dan pemasaran 


Pihak-Pihak Yang Terkait
Dalam pelaksanaan gagasan smart farming and integrated system, pihak-pihak yang harus terlibat adalah :

  1. Pemerintah desa daerah setempat
  2. Organisasi pertanian Unit Desa
  3. Lembaga pusat penyuluhan dan penelitian petani desa (LP4D)
  4. Lembaga perguruan tinggi negeri yang berbasis pertanian
  5. Menteri pertanian
Strategi Penerapan
Perangkat yang harus di bentuk
  1. Lembaga Pusat Penyuluahan Dan Pelatihan Petani Desa (LP4D)
  2. Organisasi Pertanian Unit Desa 

Sistem smart farming and integratedmerupakan sistem pertanian yang banyak mengaitkan banyak pihak namum merupakan sistem yang mudah di terpakan jika semua komponen yang di butuhkan telah terpenuhi. Di sini penulis memiliki gagasan bahwa, untuk mewujudkan sistem tersebut maka yang di pertama kali di lakukan pemerintah adalah membangun sebuah lembaga yang di namakan LP4D di setiap kecamatan. Hal tersebut bukanlah hal yang sulit bagi pemerintah. Mengingat APBD kita yang mencapai 1800 triliun per-periodenya. Setelah itu, pemerintah harus bekerja sama dengan perguruan Tinggi yang berbasis pertanian untuk di jadikan penyuluh serta peneliti di lembaga tersebut. Ini artinya, selain menguntungkan para petani, sistem ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi pelajar di bidang pertanian yang akan memudahkan regenerasi petani yang berkualitas. Setelah LP4D terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah membentuk orgasnisasi unit  desa yang berfungsi mengorganisir keanggotaan di desa. Setelah semua komponen terbentuk, maka di sebuah kecamatan tersebut harus di kelompokan antara petani dan peternak. Tujuan pengelompokan ini supaya memudahkan integrasi kedua sektor tersebut. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Sebab, sistem pertanian pintar dan terpadu adalah sistem yang tidak dapat berdiri sendiri. Artinya, jika hanya ada patani yang berkualitas tapi tidak ada sarana dan prasarana yang mendudkung serta maka tiidak akan mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, dengan memadukan pertanian dan peternakan maka akan meminimalisir penggunaan pupuk kima yang tidak ramah lingkungan. Sebab, sektor pertanian dapat menggunakan pupuk kompos yang di hasilkan dari kotoran hasil peternakan, sebaliknya juga dengan sektor perternakan. Para peternak dapat memanfaatkan hasil pertanian untuk di jadikan pakanan ternak. Ini bukanlah trobosan baru, kakrena gagsan semacam ini sudah ada sebelumnya. Hanya saja belun di pernah di terpakan secara optimal, dengan alasan bahwa di setiap daerah biasanya hanya terdapat satu sektor yang menonjol, dan tidak adanya kepedulian pemerintah mengenai gagasan tersebut. Untuk itulah menurut penulis, dengan adanya lembaga, petani yang berkualitas, serta sistem yang baik, maka akan mengahasilkan produktivitas yang baik.

SIMPULAN
sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar rakyat Indonesia maka dari itu sektor tersebut harus di pertahankan demi kestabilan nasional dan kemakmuran bangsa. Untuk itulah di perlukan adanya smart farming and integrated system sebagai solusi yang tepat dan efisien dalam mengatasi masalah pertania yang ada di Indonesia. Smart farming and integrated system adalah perpaduan dua sistem pertanian yang menitik beratkan pada perpaduan antara sektor pertanian yang di padukan pula dengan sumbe daya manusia( SDM ) yang memadai yaitu petani-petani  pintar. Dengan petani yang pintar, maka akan menciptakan smart farming. dengan SDM yang baik,lembaga pengurus yang baik(LP4D), dan sistem yang baik, maka pertanian di Indonesia akan menjadi pertanian yang maju dan stabil meskipun peralatannya tidak sebaik peralatan di Negara-negara maju.

DAFTAR PUSTAKA
Karwan, A.Salikin.2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan.Yogyakarta:Kanisius.
Munasinahe, M. Simatupang, P. 1995. Industrialisasi Pertanian Sebagai Strategi Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi. Bogor: Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.
Reijntjes, Coen Dkk. 2002. Pertanian Masa Depan. Yogyakarta:Kanisius.


Tuesday, November 11, 2014

Studio Download dan Contoh Artikel Konseptual. Studio Musik

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN
TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

oleh

Kholis Rahmat Riyadi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang

Abstrak. Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat nasional maupun internasional. Korupsi sesungguhnya sudah lama ada sejak manusia pertama kali mengenal tata kelola administrasi. Korupsi sering dikaitkan dengan politik, juga terkait dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan pembangunan nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat "warisan haram" tanpa surat wasiat. Korupsi di negeri ini sekarang sedang merajalela bahkan telah menjadi suatu "kebiasaan". Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Salah satu upaya jangka panjang yang terbaik untuk mengatasi korupsi adalah dengan memberikan pendidikan anti korupsi dini kepada kalangan generasi muda sekarang. Karena generasi muda terutama mahasiswa adalah generasi penerus yang akan menggantikan posisi para penjabat sebelumnya. Jadi, kita lebih mudah mendidik dan memengaruhi generasi muda agar tidak melakukan tindak pidana korupsi sebelum mereka lebih dulu dipengaruhi oleh "budaya" korupsi dari generasi pendahulunya. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan bagi dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar, mereka mampu menyuarakan kepentingan`rakyat, mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembaga-lembaga negara dan penegak hukum .


            Kata Kunci: Peran Mahasiswa, Gerakan Anti-Korupsi.






Studio Download dan Karya Tulis tentang Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan. Studio Musik

SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN


 Disusun Oleh:
Nama: Kholis Rahmat Riyadi
NIM: 3301413035
Prodi: PPKn
Jurusan: PKN
Fakultas: Ilmu Sosial





UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014









PENDAHULUAN 
      A.    Latar Belakang
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia kena langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negara negara tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir hampir sejajar atau bahkan akan didahului, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam pencapaian cakupan sanitasinya.
 Salah satu contoh dari kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia adalah sanitasi lingkungan pasar, khususnya pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios- kios atau gerai, los dan pasar terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Salah satu contoh pasar tradisional yang ada di Indonesia khususnya di daerah Banyumas yaitu pasar Sega mas yang berada di wilayah kabupaten Purbalingga Pasar. Pasar tersebut bisa dikatakan memiliki kondisi sanitasinya masih belum bisa dikatakan ideal sebagaimana pasar tradisional di negara-negara maju.
Disamping itu, sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek pengobatan. Sehingga adanya upaya perbaikan sanitasi sejak dini kususnya pada pasar tradisional dapat membantu dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat disamping ada perbaikan sanitasi lingkungan pasar tradisional. 
   B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan pendalaman untuk membandingkan kondisi sanitasi lingkungan pasar tradisional di wilayah kabupaten sehingga dapat ember ikan kontribusi dibidang kesehatan lingkungan.
   C.    Tinjauan Pustaka
1.     Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor ingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia
2.     Sanitasi Tempat Penjualan dan Sanitasi Peralatan yang Digunakan Sanitasi Tempat Penjualan Sanitasi tempat penjualan hendaknya diusahakan agar tidak menggunakan tempat-tempat atau ruangan yang mudah kemasukan debu atau basah(lembab) karena dapat mempengaruhi kebersihan produk yang dijual,seperti diketahui bahwa debu dapat menempel pada makanan sehingga makanan tersebut diragukan kebersihannya.Sanitasi tempat penjualan meliputi:
a)     Lantai
b)     Dinding
c)     Ventilasi
d)     Air
e)     Alat pengolahan
3.     Sanitasi lingkungan adalah pencegahan penyakit dengan jalan pengawasan tidak hanya terhadap lingkungan fisik manusia saja tetapi juga pengawasan terhadap lingkungan biologis, sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan sangat berperan juga terhadap sanitasi makanan yang meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada semua tindakan semua tingkatan, sejak makanan dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk melindungi agar konsumen tidak dirugika n.

PEMBAHASAN
Pembahasan Berdasarkan kondisi lingkungan  dapat dijelaskan bahwa kondisisanitasi lingkungan pasar Tradisional Sega Mas kurang baik . Hal demikian, dapat diketahui dari kondisi fisik pasar yang tidak terawatt dimana sampah berceceran disegala sudut bangunan pasar. Selain itu, banyak lapak-lapak pedagang yang berjualan tidak pada lokasi, sehingga sering meluber sampai ke jalan. Sementara di Pasar Besar lebih terorganisir dan rapi sehingga higinitas produk pangan juga terjamin, walupun juga ditemukan pedagang dibeberpa jalan di area Pasar Besar, tetapi hal demikian relatif lebih sedikit. Ditinjau dari sanitasi makanan yang ada di pasar tradisional tingkat higienitasnya sangat kurang terjamin dibandingkan di Pasar Besar
Hal demikian dapat diketahui dari beragam sayuran dan buah-buahan yang dijual pada gelaran tikar yang langsung menempel di tanah. Hal tersebut sangat rawan t erhadap berbagai macam mikroba tanah yang menempel pada buah maupun sayuran. Sementara di Pasar Besar Relatif lebih higienis. Disamping buah dan sayuran, juga ada aneka ikan dan daging yang juga dijual secara terbuka, tanpa memperhatikan kebersihan tempat dan produk dagangannya. Hal demikian tentunya sangat rentan terhadap berbagai macam parasit k h ususnya yang bersifat patogen yang dibawa oleh lalat dan beberapa serangga sampah yang lain. Jika dibiarkan begitu saja, berbagai macam ikan dan daging tersebut bisa berpotensi menimbulkan gangguan penyakit bagi konsumennya. Permasalahan demikian, seringkali ditemukan di Pasar tradisional sementara di Pasar Besar higienitas aneka ikan dan daging lebih diutamakan.
Faktor lain yang menambah nilai buruk terhadap sanitasi lingkungan pasar tradisonal  sendiri yaitu tidak tersedianya kamar mandi umum atau toilet. setelah ditelusuri bahwa tidak ditemukan adanya toilet sehingga sangat merugikan bagi s ebagian atau bahkan mungkin seluruh pelaku pasar. Sekalipun terkesan remeh, tetapi kebutuhan akan toilet sewaktu -waktu dibutuhkan oleh semua pihak pelaku pasar. Toilet baru ditemukan di sekitar area parkir yang mana bentukoiletnya berupa toilet portabel atau toilet berjalan. Tentunya kondisi demikiankurang kondusif disamping jaraknya lumayan jauh dari bangunan pasar, saluran penghapusan juga tidak terkondisikan dengan baik, sehingga air limbah menggenang dan meluber disekitar toilet berjalan. Ventilasi dan penerangan juga menjadi masalah disini. K h ususnya di lantai pertama bagian pakaian yang mana jarak antar lapak sangat rapat dan pakaian juga bergantungan tidak beraturan. Akibatnya, ruang menjadi penat, sesak dan sangat tidak nyaman. Ventilasi dan penerangan pada pasar pakaian sangat minim, sehingga bisa dibayangkan bagaimana kondisi ruang tersebut.Berbeda dengan Pasar Besar dengan bangunan gedung yang relatiftinggi, ventilasi dan penerangan juga terfasilitasi.

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
  1.  Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia kena langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia
  2.  Sanitasi lingkungan adalah pencegahan penyakit dengan jalan pengawasan tidak hanya terhadap lingkungan fisik manusia saja tetapi juga pengawasan terhadap lingkungan biologis, sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusi a.


DAFTAR PUSTAKA
Environmental Sanitations Journal
http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/inspeksi-sanitasi-pasar/NA PASAR TRADISIONAL
 2.docxhttp: //jdih.cianjurkab.go.id/Naskah%20Akademis/NA%20PASAR%20TRADISIONAL%202.docx Makalah Sanitasi Lingkungan | 11