Thursday, March 27, 2014

Studio Tempat Lirik Lagu dan Terjemahan Lagu Don't Go Away - Oasis. Studio Musik

terjemahan don't go away oasis
Don't Go Away Single Cover
Experiencing the possibility of closure of someone you feel so close to and don't quite understand why the relationship is unfulfilled...taking the pain, persevering and knowing that more time will make it better. Unconditional love in one of its finest moments.

Terjemahan:
(Sebuah keadaan - pengalaman, dimana sebuah kemungkinan mendekati seseorang yang dirasa sangat dekat tapi kenapa rasa itu tak pernah tuntas...membuahkan rasa sakit, sekian lama waktu demi waktu berharap semua ini akan semakin membaik.
Sebuah cinta tak bersyarat dalam salah satu masa terbaiknya.)

Begitu bunyi salah satu komentar para pecinta arti dan makna lagu barat di situs sebelah. Lagu dont't go Away dinyanyikan oleh Grup rock band asal Inggris, Oasis di album ketiga mereka yang bertajuk Be Here Now. Ditulis oleh lead guitarist Oasis Noel Gallagher.Lagu ini dirilis versi single di Jepang pada 19 Februari 1998 dan mencetak sukses posisi 48 di Oricon chart. Begitu juga di Amerika Serikat dengan mendapat peringkat 5 di Billboard Hot Modern Rock.

Lanjut silahkan sobat simak lagunya di link download don't go away oasis



Don't Go Away - Oasis

Cold and frosty morning - there's not a lot to say

pagi yang dingin dan beku - tidak ada banyak hal untuk dikatakan

About the things caught in my mind.
tentang apa yang ada dalam pikiranku

And as the day was dawning my plane flew away
seiring sang fajar muncul pesawatku terbang

With all the things caught in my mind.
dengan semua hal yang ada dalam pikiranku

And I wanna be there when you're coming down
dan aku ingin berada di sana saat kau turun

And I wanna be there when you hit the ground
aku ingin berada di sana di saat kau menjejak bumi


So don't go away,
jadi jangan pergi

Say what you say
katakan apa yang ingin kau katakan

Say that you'll stay
katakan bahwa kau akan tetap di sini

Forever and a day
selamanya dalam hari-hari

In the time of my life
dalam perjalanan waktu hidupku

'cause I need more time,
karena aku butuh lebih banyak waktu

Yes, I need more time
ya, aku butuh lebih banyak waktu

Just to make things right
untuk membuat semua ini kembali seperti semula


Damn my situation and the games I have to play
sial (buruknya) situasi dan peran yang harus aku mainkan

With all the things caught in my mind.
dengan semua hal yang ada dalam pikiranku

Damn my education - I can't find the words to say
buruknya kemampuanku, hingga aku tidak bisa menemukan kata-kata yang akan aku ucapkan.

With all the things caught in my mind.
dengan semua hal yang ada dalam pikiranku

And I wanna be there when you're coming down

And I wanna be there when you hit the ground

So don't go away,

Say what you say

Say that you'll stay

Forever and a day

In the time of my life
dalam waktu dan hidup yang aku jalani

'cause I need more time,

Yes, I need more time

Just to make things right
untuk membuat semua ini menjadi baik

Me and you - what's going on?
antara kau dan aku apa yang telah terjadi?

All we seem to know is how to show
satu hal yang harus kita semua tahu adalah bagaimana menyatakan

The feelings that are wrong.
semua perasaan-perasaan yang salah

[x2]
So don't go away,
jadi jangan pergi

Say what you say

Say that you'll stay

Forever and a day

In the time of my life

'cause I need more time,

Yes, I need more time

Just to make things right

Yes, I need more time

Just to make things right

Yes, I need more time

Just to make things right

So don't go away.
jadi jangan pergi

Lirik ditemukan di http://www.azlyrics.com/lyrics/oasis/dontgoaway.html
Terjemahan oleh MA @ makritheseizer@facebook.com

Monday, March 24, 2014

Studio Download dan Proses Perumusan Dasar Negara Indonesia. Studio Musik

Studio Download dan Proses Perumusan Dasar Negara Indonesia. Studio Musik

Sejarah Pengesahan Pembukaan UUD 1945

Setelah kita amati secara teliti, historis penyusunan UUD 1945 memiliki karakteristik yang berbeda dengan ketika disusunannya UUD 1945. Rancangan pembukaan disusun dengan aktivitas historis yang sangat unik, seperti Undang-undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan dalam pasal-pasalnya. Secara yuridis (hukum), pembukaan (preambule) berkedudukan lebih tinggi dari pada UUD 1945 karena ia berstatus sebagai pokok kaidah fundamental(mendasar) daripada Negara Indonesia, sifatnya abadi, tidak dapat diubah oleh siapapun walaupun oleh MPR ataupun dengan jalan hukum, oleh karena itu bersifat imperatif.
Historis penyusunan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945 secara kronologis dapat digambarkan sebagai berikut :
1.   Tanggal 7 September 1944 adalah janji politik Pemerintahan Balatentara Jepang kepada Bangsa Indonesia, bahwa Kemerdekaan Indonesia akan diberikan besok pada tanggal 24 Agustus 1945.
2.   Balatentara Jepang menjelang akhir 1944, menderita kekalahan dan tekanan dari tentara sekutu.
3.   Tuntutan dan desakan dari pemimpin Bangsa Indonesia.
4.   Tanggal 29 April 1945 pembentukan BPUPKI oleh Gunswikau (Kepala Pemerintahan Balatentara Jepang di Jawa). Badan ini bertugas untuk menyelidiki segala sesuatu mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia, dan beranggotakan 60 orang terdiri dari para Pemuka Bangsa Indonesia yang diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat, dengan wakil muda Raden Panji Soeroso dan itibangase Yosi.


     Dasar Disusunnya Rancangan Pembukaan (Preambule) UUD 1945 Sebagai Hukum  Dasar
Dasar-dasar pikiran disusunnya Rancangan Pembukaan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar dapat kita dapati dengan memeriksa kembali jalannya persidangan BPUPKI yang secara kronologis nanti kita bahas pada bab berikutnya. Dipembahasan ini, akan ditampilkan secara sistematis cara kerja yang ditempuh oleh BPUPKI.
Adapun cara kerja yang ditempuh oleh BPUPKI dalam penyusunan Rancangan Pembukaan UUD 1945 sebagai Hukum Dasar Negara ada 2 (dua) Fase, yaitu :
       1. Fase Penyusunan (Perumusan)
  1. Penyusunan konsep Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka yang kemudian disahkan sebagai Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka.
  2. Penyusunan Konsep Rancangan Preambule Hukum Dasar yang kemudian diserahkan menjadi Rancangan Preambule Hukum Dasar.
  3. Penyusunan hal-hal yang lain, seperti :
    1. Rancangan pernyataan Indonesia Merdeka.
    2. Rancangan Ekonomi dan Keuangan
    3. Rancangan Bagian Pembelaan Tanah Air.
    4. Bentuk Negara.
    5. Wilayah Negara.
           2. Fase Pengesahan
        1. Pengesahan Rancangan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, adalah sebagai berikut :
          1. Menetapkan Rancangan Preambule Hukum Dasar (yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta) dengan beberapa perubahan (amandemen) sebagai pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
          2. Menetapkan Rancangan Hukum Dasar Negara Republik Indonesia setelah mendapat beberapa perubahan sebagai Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
          3. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
          4. Menetapkan berdirinya Komite Nasional.
Jadi, kesimpulannya Idea disusunnya suatu konsep Rancangan Preambule Hukum Dasar timbul dalam Rapat-rapat Gabungan tanggal : 22 Juni 1945. Didalam Rapat Gabungan itu, selanjutnya akan terbentuk Panitia Delapan dan Panitia Sembilan.
     Proses Perumusan dan Pengesahan Sila-sila Pancasila dan UUD 1945
Pada awal mula Perumusan (penyusunan) Sila-sila Pancasila adalah sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945 dengan Acara Sidang Mempersiapkan Rancangan Dasar Negara Indonesia Merdeka.
        
   Berpidato dan Mengajukan Konsep:
1.   Tanggal 29 Mei 1945 : Prof. Mr. H. Moh. Yamin (berpidato), mengajukan saran/usul yang disiapkan secara tertulis, yang berjudul �Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia� .
Lima Azas dan Dasar itu adalah sebagai berikut :
1.   Peri Kebangsaan
2.   Peri Kemanusiaan
3.   Peri Ketuhanan
4.   Peri Kerakyatan
5.   Kesejahteraan Rakyat
Disamping itu juga beliau melampirkan �Konsep Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia�. Rumusan konsep Dasar Negara itu adalah :
1.   Ketuhanan Yang Maha Esa
2.   Kebangsaan Persatuan Indonesia
3.   Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4.   Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.   Keadilan soSial bagi seluruh rakyat Indonesia
Keputusan belum mendapat kesepakatan.
Sementara itu dari golongan islam dalam siding BPUPKI mengusulkan juga konsepsi Dasar Negara Indonesia Merdeka ialah Islam.
Keputusan tidak mendapat kesepakatan.
1.   Tanggal 31 Mei 1945 :
         Prof. Dr. Mr. R. Soepomo di gedung Chuuco Sangi In berpidato dan menguraikan tentang teori Negara secara yuridis, berdirinya Negara, bentuk Negara dan bentuk pemerintahan serta hubungan antara Negara dan Agama.
         Prof. Mr. Muh Yamin, menguraikan tentang daerah Negara Kebangsaan Indonesia atas tinjauan yuridis, histories, politik, sosiologis, geografis dan konstitusional yang meliputi seluruh Nusantara Raya.
         Berpidato juga P. F. Dahlan, menguraikan masalah golongan Bangsa Indonesia, peranakan Tionghoa, India, Arab dan Eropa yang telah turun temurun tinggal di Indonesia.
         Berpidato juga Drs. Muh. Hatta, menguraikan tentang bentuk Negara Persatuan Negara Serikat dan Negara Persekutuan, juga hubungan negara dan agama serta Negara Republik ataukah Monarchi.
2.   Tanggal 1 Juni 1945 :
Ir. Soekarno, berpidato dan mengusulkan tentang �Konsepsi Dasar Falsafah Negara Indonesia Merdeka� yang diberi nama Pancasila dengan urutan sebagai berikut :
1.   Kebangsaan Indonesia
2.   Peri Kemanusiaan (Internasionalisme)
3.   Mufakat Demokrasi
4.   Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

Keputusan belum mendapat kesepakatan
Berpidato juga :
         Abikusno Cokrosoejoso
         M. Soetarjo Kartohadikoesoemo
         Ki. Bagus Hadikusumo
         Liem Koen Hian.

Rumusan pada Piagam Jakarta 22 Juni 1945;
1.   Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syari�at islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2.   Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.   Persatuan Indonesia.
4.   Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5.   Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945;
  1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
  6. Mukaddimah Konstitusi RIS dan UUD 1950;
    1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
    2. Peri Kemanusiaan
    3. Kebangsaan
    4. Kerakyatan
    5. Keadilan Sosial.
    6. Rumusan Lain;
      1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
      2. Peri Kemanusiaan
      3. Kebangsaan
      4. Kedaulatan Rakyat
      5. Keadilan Sosial.
Setelah diadakan rapat dan diskusi, maka telah disepakati berdasarkan sejarah perumusan dan pengesahannya, yang shah dan resmi menurut yuridis menjadi Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila seperti tercantum didalam Pembukaan UUD 1945. Yaitu 18 Agustus 1945 sampai 1 Juni 1945 merupakan proses menuju pengesahannya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut:
1.   Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi
2.   Tadjoedin Noor dan Ir. Pangeran Noor, wakil dari Kalimantan
3.   I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara
4.   Latu Harhary, wakil dari Maluku
Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang berbunyi, �Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya�.
Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi �Ketuhanan Yang Maha Esa�. Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila pun ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.
Rumusan inilah yang kemudian dijadikan dasar negara sampai sekarang bahkan hingga akhir perjalanan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR hasil Pemilu. Jika merubah dasar negara Pancasila sama dengan membubarkan negara hasil proklamasi.