Studio Download dan Biografi IMMANUEL KANT. Studio Musik
PKnRiwayat Hidup Immnuel Kant (1724-1804), Immanuel Kant hidup pada masa Pencerahan yang sedang berkembang di negara Jerman. Sebagai seorang pribadi, Kant tidak memiliki pengalaman yang penuh gejolak dan tantangan, seperti halnya yang dialami oleh Socrates, Buno, Spinoza, atau Rousseau, atau filsuf lainnya. Tidak seperti Descarte dan Leibniz, misalnya dia tidak pernah bepergian ke berbagai tempat atau luar negeri. Immanuel Kantn tidaj aktif dalam kegiatan politik, seperti halnya yang dilakukan oleh Machiavelli atau Hegel. Immanuel Kant, filsuf Jerman ini sepanjang hidpunya tinggal dengan rukun, damai, dan bersahaja di kota Konigsberg di Prusia Timur. Di kota ini pula dia dilahirkan dalam sebuah kelularga yang sangat dipengaruhi oleh pietisme.
Salah satu semangat Pencerahan adalah semangat universalisme. Di dalam berbagai bidang kebudayaan mucul gagasan-gagasan yang ingin memandang kebudayaan zaman Pencerahan sebagai sebuah cirri universal perkembangan umat manusia. Banyak sastrawan- yang antara lain adalah Goethe- menggali kembali semangat kebudayaan Yunani yang sangat menekankan harmoni dan kesempurnaan manusia yang universalisitis. Meskipun dmeikian semangat Romantis yang telah dirintis Rousseau juga mulai merambah ke negara Jerman, termasuk kecnderungan untuk mempertahankan semangat iman dan mistisisme abad pertengahan. Pengaruh klasisisme dan romantisme ini di Jerman hanya beroperasi dalam bidang intelektual, sedangkan secara politis, Pencerahan berjalan tanpa agitasi. Semangat intelektual Jerman pada zaman itu menilai orang yang beradab sebagai seseorang yang berpendidikan tinggi, bebas dari prasangka-prasangka sempit, mendukung kemajuan seni dan ilmu pengetahuan, menghayati hidup yang tertib dan harmonis. Dalam arti tertentu bahkan para cendekiawan Jerman sangat berambisi untuk menyumbangkan sebuah system pemikiran yang merupakan sistesis universalistis atas berbagai kecenderungan yang bertentangan dengan di abad-abad sebelumnya yang dapat dinilai picik.
Rasionaliosme post-Renaissans, empirisme, dan Pencerahan berusaha menghancurkan system pengetahuan tradisional yang secara mendalam menguasaia cara berfikir masyarakat. Dalam istilah �metafisika�, para filsuf itu menemukan segala macam bentuk kesadaran, prasangka, dogmatism, bahkan takhayul yang tidak teruji oleh indrawi. Dengan menganut proses-proses penalaran sekaligus proses observasi dalam �fisika�, mereka ingin menghasilkan sebuah system pengetahuan baru yang teruji, bukanhaya karena sesuai dengan kenyataan dan memneuhi asas-asas penalaran, melainkan juga berdaya guna bagi kesejahteraaan manusia. Dalam kenyataannya, penghancuran sisten tradisional itu tidak hanya menghasilkan macam-macam siste, melainkan juga macam-macam klaim kebenaran dari setiap system. Filsafat Immanuel Kant menjadi sebuah sintesis atas dua kecenderungan pokok yang sudah ada sebelum masa Pencerahan, rasionalisme dan empirisme. Dengan sintesis ini, Immanuel Kant menghasilkan sebuah cara berfilsafat yang baru menjadi pijakan dalam sejarah selanjutnya. Karena Immanuel Kant menghasilkan pemikiran yang sangat penting dan berpengaruh dalam sejarah filsafat, maka perlulah untuk mengetahuinya secara lebih mendalam.Salah satu semangat Pencerahan adalah semangat universalisme. Di dalam berbagai bidang kebudayaan mucul gagasan-gagasan yang ingin memandang kebudayaan zaman Pencerahan sebagai sebuah cirri universal perkembangan umat manusia. Banyak sastrawan- yang antara lain adalah Goethe- menggali kembali semangat kebudayaan Yunani yang sangat menekankan harmoni dan kesempurnaan manusia yang universalisitis. Meskipun dmeikian semangat Romantis yang telah dirintis Rousseau juga mulai merambah ke negara Jerman, termasuk kecnderungan untuk mempertahankan semangat iman dan mistisisme abad pertengahan. Pengaruh klasisisme dan romantisme ini di Jerman hanya beroperasi dalam bidang intelektual, sedangkan secara politis, Pencerahan berjalan tanpa agitasi. Semangat intelektual Jerman pada zaman itu menilai orang yang beradab sebagai seseorang yang berpendidikan tinggi, bebas dari prasangka-prasangka sempit, mendukung kemajuan seni dan ilmu pengetahuan, menghayati hidup yang tertib dan harmonis. Dalam arti tertentu bahkan para cendekiawan Jerman sangat berambisi untuk menyumbangkan sebuah system pemikiran yang merupakan sistesis universalistis atas berbagai kecenderungan yang bertentangan dengan di abad-abad sebelumnya yang dapat dinilai picik.